Putri Tanjung dan Guinandra Jatikusumo menggelar akad nikah di kediaman ayah pengantin wanita di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, tiga tahun lalu. Acara spesial itu sarat akan nuansa Jawa yang kental. Sejak awal, suasana kehangatan dan kebahagiaan terasa menghiasi setiap sudut tempat berlangsungnya pernikahan tersebut, menjadi momen yang tak terlupakan bagi keluarga dan para tamu undangan.
Setelah akad, rangkaian upacara adat Panggih menyusul, meningkatkan nuansa sakral acara tersebut. Upacara tersebut memiliki sejumlah ritual tradisional yang membawa makna dalam setiap tahapannya, seperti melempar sirih yang melambangkan harapan baik untuk pengantin baru.
Kala itu, Putri tampil anggun dalam balutan kebaya bernuansa gading, kain angking marun, serta kain batik. Penampilannya semakin disempurnakan dengan riasan yang menawan, termasuk paes dan ronce melati, menciptakan aura tradisional yang sangat kental.
Guinandra, di sisi lainnya, mengenakan beskap dengan warna senada yang menambah keanggunan suasana. Setiap detail dalam penampilannya, seperti blangkon dan kain batik, menunjukkan rasa hormat dan memahami tradisi yang diusung dalam acara tersebut.
Rangkaian Upacara Pernikahan yang Penuh Makna
Salah satu momen yang menjadi sorotan adalah saat melempar sirih, yang melambangkan kebaikan dan kesejahteraan. Ibu pengantin perempuan memainkan peran penting dalam melaksanakan ritual ini, yang diharapkan dapat memberikan berkah bagi pasangan yang baru saja menikah.
Proses pencucian kaki pengantin pria juga menjadi simbol penting dalam upacara ini. Ritual ini menunjukkan penghormatan dan kesediaan untuk merawat pasangan, merupakan awal yang manis dalam membangun kehidupan berumah tangga.
Suap-suapan menjadi bagian tak terpisahkan yang menambah keceriaan. Moment ini tidak hanya semata-mata tentang menyerahkan makanan, tetapi juga menggambarkan saling berbagi dan memberi, sebuah prinsip penting dalam ikatan pernikahan.
Penutup dari rangkaian upacara tersebut adalah bubak kawah, di mana keduanya akan duduk di samping kawan-kawan yang mendukung. Ini menjadi tanda bahwa mereka siap menghadapi setiap tantangan hidup bersama, menjalin relasi yang harmonis dan kuat.
Keberadaan Tokoh Penting Dalam Acara Pernikahan
Kehadiran tokoh-tokoh penting dalam acara ini menunjukkan betapa istimewanya moment tersebut. Selain dari keluarga, datangnya figur publik menjadi nilai tambah yang menarik perhatian para tamu undangan dan media.
Presiden dan mantan Presiden Republik Indonesia, Jokowi dan Susilo Bambang Yudhoyono, turut hadir dan diundang sebagai saksi nikah. Kehadiran mereka membawa aura positif terhadap upacara, memberikan dukungan moral dan sosial untuk pasangan muda tersebut.
Wakil Presiden saat itu, Ma’ruf Amin, juga menyisihkan waktunya untuk menghadiri pernikahan, menunjukkan bahwa acara tersebut mendapat perhatian serius dari kalangan pejabat tinggi. Hal ini menciptakan suasana megah yang serasi dengan nilai adat yang diusung.
Rangkaian acara selanjutnya diakhiri dengan santap bersama, di mana tamu undangan dapat menikmati hidangan lezat sambil bersocialisasi. Ini menjadi momen yang indah untuk berbagi cerita dan pengalaman, memperkuat tali silaturahmi antara kedua keluarga dan kerabat yang hadir.
Persiapan Menjelang Hari Bahagia dan Arti Pentingnya
Persiapan menjelang hari pernikahan menjadi proses yang tidak hanya menguras waktu tetapi juga emosi. Setiap detail direncanakan dengan seksama agar acara berjalan lancar dan sesuai harapan.
Di balik layar, kerja keras keluarga dan panitia menjadi pilar utama dalam suksesnya acara. Setiap elemen, mulai dari dekorasi hingga katering, menjadi bagian penting yang saling menunjang untuk menciptakan suasana ideal.
Tradisi pernikahan adat yang dijalankan tidak hanya sekadar ritual, melainkan juga menjadi simbol pengikat. Melalui acara ini, maka dihadirkan juga rasa hormat terhadap orang tua dan leluhur, yang merupakan bagian dari identitas budaya yang wajib dijaga.
Dari proses akad nikah hingga upacara adat, semua momen tersebut dirangkai menjadi satu kesatuan yang utuh. Ini mengingatkan semua yang hadir akan pentingnya menjaga nilai-nilai tradisional di tengah modernitas yang semakin melanda.