Investigasi mendalam tengah dilakukan oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban dalam kasus kematian seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang, Iko Juliant Junior, yang meninggal dalam situasi yang mencurigakan setelah mengikuti demonstrasi di Semarang pada 30 Agustus 2025. Kasus ini menarik perhatian publik karena adanya dugaan pelanggaran yang perlu diusut tuntas, mengingat latar belakang kematian yang tidak wajar.
Wakil Ketua LPSK, Wawan Fahrudin, menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai instansi, termasuk Rumah Sakit dr. Kariadi, Dekanat Universitas, dan keluarga korban. Hal ini menunjukkan upaya lembaga untuk memberikan perlindungan kepada saksi dan pihak-pihak yang terlibat dalam kasus ini agar mendapatkan keadilan yang layak.
Kuasa hukum dari keluarga Iko, melalui Pusat Bantuan Hukum Ikatan Alumni Fakultas Hukum, menyatakan bahwa terdapat sejumlah kejanggalan dalam laporan kematian mahasiswa tersebut. Mereka mengungkapkan kekhawatiran mengenai kronologi kejadian yang harus diperiksa lebih lanjut untuk memastikan keadilan bagi almarhum dan keluarganya.
Analisis Kasus Kematian Mahasiswa di Semarang
Berdasarkan informasi yang diperoleh, kematian Iko Juliant berlangsung setelah ia menjalani operasi di Rumah Sakit dr. Kariadi. Kematian mendadak yang terjadi setelah ia terlihat dalam kondisi tidak stabil menciptakan tanda tanya yang mendalam. Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi saat Iko berada di rumah sakit.
Rekaman CCTV yang diperoleh LPSK menunjukkan saat-saat kritis ketika Iko tiba di rumah sakit. Ini bisa menjadi kunci untuk memahami bagaimana keadaan medisnya bisa berujung pada kematian. Koordinasi yang baik antara LPSK, dokter, dan keluarganya menjadi hal yang sangat penting untuk mendalami fakta-fakta yang ada.
Pihak rumah sakit juga telah melakukan visum terhadap Iko untuk mendapat gambaran jelas mengenai kondisi fisiknya. Hasil visum sangat diperlukan untuk memvalidasi atau membantah tuduhan tentang perlakuan tidak manusiawi selama perawatan di rumah sakit.
Dugaan Terjadinya Tindakan Kekerasan
Dalam serangkaian demonstrasi yang diikuti, Iko dilaporkan mengalami luka fisik, terutama di bagian wajah. Beberapa saksi mengungkapkan bahwa mereka mendengar Iko berteriak meminta tolong dan mengaku dipukuli oleh petugas ketika direkam dalam kondisi kritis. Klaim ini memicu berbagai spekulasi mengenai keterlibatan pihak keamanan dalam tragedi ini.
Keluarga Iko dan pengacara mereka berpendapat bahwa peristiwa tersebut harus dicermati dengan seksama. Mereka meminta transparansi dan penanganan yang tepat dari pihak berwenang untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan wewenang yang terjadi selama mobilisasi demonstrasi. Informasi yang lebih rinci diharapkan bisa diungkap melalui investigasi resmi yang sedang berlangsung.
Pengacara keluarga juga menekankan pentingnya perlindungan hukum bagi semua saksi yang bersedia berbicara mengenai kejadian tersebut. Mereka bertekad agar tidak ada pihak yang merasa terintimidasi untuk memberikan kesaksian mengenai apa yang terjadi pada Iko selama dan setelah demonstrasi.
Pendapat Kepolisian tentang Kematian Iko Juliant
Kepolisian di Semarang mengklaim bahwa kematian Iko disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. Mereka bahkan sudah melakukan olah tempat kejadian perkara untuk mengonfirmasi kronologi yang terjadi saat kecelakaan tersebut. Dua sepeda motor yang terlibat dalam insiden itu juga telah dibawa untuk diperiksa sebagai barang bukti.
Olah TKP dilakukan oleh sejumlah petugas dari berbagai divisi, termasuk unit analisis kecelakaan dan laboratorium forensik, yang bertujuan untuk mengklarifikasi fakta-fakta di lapangan. Keberadaan dua motor yang terlibat menjadi salah satu bukti penting untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu.
Pihak kepolisian berharap, dengan digelarnya olah TKP ini, semua spekulasi mengenai penyebab kematian Iko bisa terjawab, dan kejelasan mengenai kebenaran peristiwa bisa disampaikan kepada publik. Mereka menegaskan komitmennya untuk melakukan penyelidikan yang independen dan transparan.
Tindakan Lanjutan dan Harapan Keluarga Korban
Keluarga Iko Juliant sangat berharap agar investigasi ini mengungkap pemberangkatan dari tragedi yang menyita perhatian publik tersebut. Mereka ingin keadilan dicapai dan tidak ada lagi tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap mahasiswa atau masyarakat yang berhak menyuarakan pendapat. Pihak keluarga berkomitmen untuk terus mengikuti perkembangan kasus ini hingga tuntas.
Ini juga menjadi momentum bagi LPSK untuk berperan aktif dalam setiap kasus serupa di masa yang akan datang. Perlindungan terhadap saksi dan korban harus menjadi prioritas supaya keadilan bisa terwujud. Kasus Iko bisa menjadi titik awal dalam merumuskan kebijakan yang lebih baik mengenai hak-hak mahasiswa dan warga negara saat menyuarakan pendapat.
Pada akhirnya, kejelasan mengenai kematian Iko Juliant Junior diharapkan dapat membuka jalan bagi penegakan hukum dan perlindungan hak asasi manusia yang lebih baik di seluruh Indonesia. Publik menunggu dengan cermat hasil penyelidikan ini, yang bukan hanya sekadar menyangkut satu nyawa tetapi juga tentang keadilan dan integritas hukum di negeri ini.