Perempuan Muda Siap Memimpin Industri Perhotelan di Indonesia

Peran perempuan dalam industri perhotelan Indonesia semakin meningkat, menunjukkan bahwa kekuatan mereka tidak hanya terletak pada dukungan, tetapi juga kepemimpinan yang tangguh. Program RiiSE merupakan langkah konkret yang dilakukan oleh sebuah kelompok besar untuk memastikan bahwa perempuan muda mendapatkan kesempatan yang adil dalam mencapai posisi strategis.

General Manager ibis Jakarta Raden Saleh, Irma Riesan, mengungkapkan, bahwa di antara 140 hotel yang dikelola, 21 diantaranya sudah dipimpin oleh perempuan. Ini menjadi indikator kuat bahwa kesetaraan gender dalam sektor ini bukan hanya impian, tetapi menjadi kenyataan yang dapat dicapai.

Mereka yang terlibat dalam program RiiSE adalah pekerja perempuan yang dikhususkan untuk pengembangan potensi kepemimpinan. Setiap peserta atau mentee dipilih berdasarkan penilaian cermat dari hotel masing-masing, sebelum bergabung dalam program pengembangan individu selama satu tahun.

“Pada tahun ini, terdapat sekitar 50 mentee yang terpilih dari 43 hotel di Jakarta dan sekitarnya,” kata Irma. “Selama program, mereka akan di-m mentoring secara langsung oleh para General Manager.” Hal ini diharapkan dapat membangun hubungan yang lebih dekat antara mentee dan mentor.

Dengan belajar dari pengalaman sebelumnya, jumlah mentee yang dipilih pada 2025 sengaja dikurangi agar proses mentoring dapat berlangsung lebih efektif. “Kami ingin menciptakan pengalaman yang lebih terfokus dan bermanfaat, sehingga setiap General Manager hanya membimbing satu hingga dua mentee saja,” tambah Irma.

Pentingnya Program Pengembangan untuk Perempuan di Sektor Perhotelan

Industri perhotelan sering kali dihadapkan pada tantangan dalam hal perwakilan perempuan di posisi manajerial. Program seperti RiiSE berperan penting dalam menyiapkan mereka untuk menjadi pemimpin masa depan. Dengan mendapatkan bimbingan langsung dari GM, mentee memiliki akses yang lebih baik untuk belajar dari pengalaman para pemimpin yang telah berpengalaman.

Pentingnya mentoring dalam program ini juga terletak pada pengembangan proyek individual. Setiap mentee diajak untuk merumuskan proyek yang akan menjadi fokus utama mereka selama program. Hal ini memberikan mereka kesempatan untuk menunjukkan inisiatif, kreativitas, dan kepemimpinan.

Proses ini bukan hanya tentang pembelajaran dari mentor, tetapi juga tentang tanggung jawab yang diambil oleh mentee dalam merancang perjalanan pengembangan karir mereka sendiri. Ini adalah aspek penting dalam menciptakan pemimpin yang proaktif dan inovatif.

Dengan format pelatihan yang terfokus, setiap mentee didorong untuk aktif mencari waktu bersama GM mereka. Komunikasi yang baik dan proaktif adalah kunci dalam mengoptimalkan pengalaman masing-masing peserta. Ini menguntungkan kedua belah pihak, menciptakan dialog yang bermanfaat.

Melalui program RiiSE, harapannya tidak hanya terjadi peningkatan jumlah pemimpin perempuan, tetapi juga terciptanya lingkungan kerja yang lebih inklusif dan aktif bagi semua karyawan. Ini adalah langkah besar menuju kesetaraan di tempat kerja.

Strategi Efektif dalam Mentorship yang Diterapkan di RiiSE

Strategi mentoring yang diterapkan dalam program RiiSE sangat berfokus pada pendekatan individual. Setiap mentee mendapatkan perhatian khusus dari mentor, sehingga mentoring menjadi lebih relevan dan tepat sasaran. Dengan mengurangi jumlah mentee yang ditangani oleh satu GM, kualitas bimbingan juga diharapkan meningkat.

Mentor tidak hanya diharapkan untuk memberikan arahan, tetapi juga untuk mengeksplorasi potensi yang dimiliki oleh mentee. Pendekatan ini membantu mentee mengenali kekuatan mereka serta mencari cara untuk mengatasi kelemahan. Dengan dukungan yang tepat, mereka dapat lebih percaya diri dalam mengambil langkah strategi karir selanjutnya.

Para mentee difasilitasi untuk mendiskusikan ide-ide proyek mereka secara langsung dengan mentor. Diskusi ini memberikan ruang bagi mentee untuk menyampaikan pandangannya dan menerima masukan berharga. Interaksi ini juga menciptakan rasa saling menghargai antara mentor dan mentee.

Melalui penekanan pada komunikasi yang efektif dan berbagi pengalamannya, mentor dapat memberikan insight yang berharga bagi mentee. Proses ini juga menjadi kesempatan bagi mentor untuk merefleksikan praktik manajerial mereka sendiri. Keduanya saling belajar satu sama lain, menciptakan hubungan profesional yang mendalam.

Dari sini, diharapkan akan lahir pemimpin-pemimpin perempuan yang tidak hanya kompeten dalam pekerjaan mereka, tetapi juga mampu menginspirasi generasi selanjutnya. Keberhasilan program ini akan menjadi cermin bagi perusahaan lain untuk menilai kontribusi perempuan di dalam manajemen.

tantangan yang Dihadapi dalam Menerapkan Program Kesetaraan Gender

Walaupun program RiiSE menawarkan banyak aspek positif, terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam pelaksanaannya. Membentuk budaya perusahaan yang ramah terhadap kesetaraan gender adalah salah satu tantangan utama. Ini memerlukan komitmen yang kuat dari seluruh level organisasi.

Pemahaman yang keliru mengenai peran gender masih menjadi kendala, di mana beberapa orang mungkin beranggapan bahwa perempuan tidak cocok untuk posisi pemimpin. Program-program seperti RiiSE berfungsi untuk merubah perspektif ini dengan menunjukkan keberhasilan perempuan dalam peran manajerial.

Di samping itu, mengalokasikan sumber daya yang tepat untuk mendukung inisiatif ini juga menjadi tantangan tersendiri. Investasi dalam program pelatihan dan pengembangan harus dipertimbangkan sebagai kontribusi jangka panjang bagi pertumbuhan perusahaan.

Berkait dengan hal tersebut, pendekatan yang sistematis dan terencana dalam berpikir jangka panjang menjadi penting. Semua pemangku kepentingan perlu bekerja sama untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan perempuan di sektor ini.

Dengan menanggulangi tantangan-tantangan ini, industri perhotelan akan dapat mengembangkan budaya yang lebih inklusif, dan pada saat yang sama, secara efektif memberdayakan perempuan untuk mengambil posisi kepemimpinan yang layak.

Related posts