Meghan Markle Kenakan Kalung Emas 14 Juta di Acara Hari Kesehatan Mental Sedunia Bersama Pangeran Harry

Di klip singkat itu, Meghan menaikkan kakinya ke sandaran kaki di atas terowongan Paris tempat mendiang ibu mertuanya, Putri Diana, meninggal dunia secara tragis pada 1997. Tindakan ini memicu reaksi negatif dari berbagai pihak, yang menyebutnya sangat tidak sensitif dan tidak menghormati memori almarhumah.

Pakar kerajaan Richard Fitzwilliams mengecam unggahan tersebut pada Minggu, 5 Oktober 2025, dengan menilai bahwa tindakan Meghan menunjukkan kurangnya pemahaman akan dampak emosional dari lokasi tersebut. Ia mempertanyakan tanpa rasa hormat tersebut dan menyatakan bahwa tidak ada penasihat yang akan menyarankan tindakan seaneh itu.

Beberapa pengguna media sosial juga mengecam mantan aktris berusia 41 tahun itu karena mendokumentasikan perjalanannya melewati jembatan Pont Alexandre III dan Pont des Invalides. Tantangan muncul ketika pengguna berpendapat bahwa tindakan tersebut tidak pantas, mengingat lokasi memiliki makna yang dalam bagi banyak orang, terutama bagi keluarga kerajaan.

Reaksi Negatif dari Publik dan Media

Reaksi terhadap video tersebut tidak hanya datang dari pakar, tetapi juga dari masyarakat luas yang merasa tersakiti oleh tindakan tersebut. Banyak yang bersuara di media sosial, menyerukan agar Meghan lebih menghormati sejarah keluarganya dan ingatan akan Putri Diana.

Sebuah survei di media sosial menunjukkan bahwa banyak pengguna merasa bahwa video itu kurang bijak dan mencerminkan ketidakpedulian terhadap perasaan orang lain. Tak sedikit yang menduga bahwa tindakan tersebut merupakan bagian dari pencitraan yang berusaha dibangun oleh Meghan dan Harry.

Pada saat yang sama, beberapa penggemarnya memberikan pembelaan, menilai bahwa Meghan tidak berniat menyinggung perasaan siapa pun. Mereka menganggap bahwa tindakan tersebut adalah bentuk kebebasan berekspresi, meskipun tampaknya tidak diterima secara umum.

Signifikansi Lokasi Terhadap Keluarga Kerajaan

Terowongan di Paris tersebut terkenal karena tragedi yang terjadi di sana, dan bagi banyak orang, lokasi itu menyimpan kenangan pahit. Hanyalah beberapa tahun setelah kejadian itu, keluarga kerajaan terus berusaha untuk melanjutkan hidup, sambil mengenang momen sulit menimpa Putri Diana.

Bagi Harry, kehilangan ibunya adalah trauma yang mendalam. Sangat penting bagi publik untuk memahami bahwa terowongan ini memiliki makna simbolis yang kuat, bukan sekadar spot Instagram. Melihat hal ini, tindakan Meghan seharusnya lebih peka dan reflektif.

Pakar sejarah keluarga kerajaan menekankan bahwa keberlanjutan ikon Putri Diana dalam publikasi dan masyarakat adalah hal yang sangat sensitif. Dalam konteks ini, tindakan yang dianggap sebagai pengabaian akan menambah rasa sakit bagi berbagai pihak.

Diskusi tentang Media Sosial dan Etika

Media sosial kini menjadi arena di mana setiap tindakan bisa diumbar dan dievaluasi oleh publik. Sering kali, tindakan yang diunggah ke platform ini bisa memicu reaksi yang lebih besar dari yang diharapkan. Dalam kasus Meghan, situasi ini menunjukkan bahwa ada batasan etika ketika berinteraksi dengan lokasi bersejarah.

Pengguna media sosial diharapkan untuk lebih kritis terhadap konten yang mereka bagikan dan bagaimana konteksnya dapat memengaruhi orang lain. Mengingat sensitivitas tempat-tempat bersejarah, penting bagi semua pihak untuk berperilaku dengan bijak.

Banyak pihak saat ini mencoba untuk mendefinisikan kembali etika media sosial. Hal ini mencakup kesadaran akan dampak tindakan kita terhadap orang lain, terutama jika berkaitan dengan tragedi sejarah yang mendalam.

Related posts