Gunung Berapi Bangkit Lagi Setelah Tidur Selama 700.000 Tahun

Baru-baru ini, dunia geologi dikejutkan oleh kebangkitan sebuah gunung berapi yang dianggap punah selama ratusan ribu tahun. Gunung Taftan di Iran, yang berstatus dorman, menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas yang menarik perhatian para ilmuwan dan vulkanolog di seluruh dunia.

Penelitian yang dipublikasikan pada 7 Oktober lalu dalam jurnal Geophysical Research Letters mengungkap fakta mencengangkan. Selama 10 bulan terakhir, terdapat kenaikan signifikan di area sekitar puncak Gunung Taftan, yang dapat disimpulkan sebagai akibat dari peningkatan tekanan gas di bawah permukaan.

Meskipun gunung berapi ini tidak meletus di era Holosen, para peneliti berpendapat bahwa ia mungkin belum sepenuhnya punah. Dengan meningkatnya aktivitas gas dan gejala lainnya, para ahli menyatakan perlunya perhatian lebih lanjut terhadap potensi aktivitas vulkanik di masa depan.

Menurut Pablo González, seorang ahli vulkanologi terkemuka, tidak ada indikasi adanya letusan segera. Namun, ia menekankan pentingnya pemantauan berkelanjutan terhadap Gunung Taftan agar masyarakat dapat lebih siap jika terjadi perubahan signifikan.

Aktivitas Vulkanik Gunung Taftan yang Mencolok

Gunung Taftan, yang memiliki tinggi mencapai 3.940 meter, terletak di tenggara Iran dan dikelilingi oleh rangkaian pegunungan. Keberadaannya menjadi semakin penting mengingat kondisi geologis yang kompleks akibat subduksi kerak samudera Arab di bawah benua Eurasia.

Wilayah ini dikenal memiliki sistem hidrotermal yang aktif, dengan sejumlah fumarol yang mengeluarkan gas sulfur. Meskipun gunung ini tidak tercatat meletus dalam sejarah manusia, indikasi bahwa aktivitas geologisnya mulai meningkat menarik perhatian ilmuwan dari berbagai latar belakang.

Pada tahun 2020, Mohammadhossein Mohammadnia melakukan observasi dengan citra satelit dan tidak menemukan tanda-tanda aktivitas vulkanik. Namun, laporan tentang emisi gas oleh warga setempat mulai muncul pada tahun 2023, yang menunjukkan bahwa sesuatu sedang terjadi di gunung tersebut.

Pemantauan melalui Teknologi Satelit

Mohammadnia kemudian melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan citra satelit dari misi Sentinel-1 yang dikelola oleh Badan Antariksa Eropa. Penemuan ini sangat penting mengingat Gunung Taftan berada di daerah yang cukup terpencil dan tidak memiliki sistem pemantauan sekomprehensif gunung-gunung berapi terkenal lainnya.

Investigasi menunjukkan adanya sedikit peningkatan permukaan tanah di sekitar puncak, yang diprediksi merupakan akibat dari tekanan yang meningkat di bawah permukaan. Analisis yang lebih mendalam mengungkap bahwa pergeseran ini mungkin terjadi di kedalaman antara 490 hingga 630 meter.

Situasi di lapangan tidak dapat diabaikan, apalagi dengan adanya tantangan dari kelompok-kelompok yang beroperasi secara ilegal dan ketegangan yang ada di perbatasan Iran-Pakistan. Ini menambah lapisan kompleksitas dalam pemantauan gunung berapi yang berpotensi aktif.

Penyebab Potensial dan Implikasi Penelitian

Dalam penelitian ini, para ilmuwan mempertimbangkan beberapa faktor penyebab terjadinya pengangkatan tanah. Salah satu teori adalah adanya perubahan dalam pipa hidrotermal di bawah gunung yang menyebabkan penumpukan gas.

Selain itu, mungkin juga ada sedikit pergeseran magma yang terjadi di bawah gunung berapi tersebut. Hal ini dapat menyebabkan gas terperangkap dan meningkatkan tekanan di dalam pori-pori serta rekahan bebatuan di atasnya.

Perubahan-perubahan ini, bila tidak diantisipasi, bisa berakibat pada letusan yang mungkin kecil atau besar di masa depan. Oleh karena itu, pekerjaan penelitian ini sangat penting untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang apa yang sebenarnya terjadi di Gunung Taftan.

González menyatakan bahwa tahap selanjutnya dari penelitian akan melibatkan kolaborasi dengan para ilmuwan yang fokus pada pemantauan gas di gunung berapi. Ini menjadi langkah penting guna menambah pemahaman dan kesiagaan menghadapi kemungkinan yang akan datang.

Sekali lagi, penting untuk menekankan bahwa tujuan dari penelitian ini bukan untuk menciptakan kepanikan di masyarakat. Ini lebih kepada seruan untuk pihak berwenang di Iran untuk meningkatkan alokasi sumber daya guna memantau situasi dengan lebih baik.

Related posts