Batu Romawi dengan Tulisan 10 Perintah Allah Terjual Rp82 Miliar

Sejarah sering kali menyimpan kisah-kisah yang sangat berharga, dan penemuan terbaru dari sebuah batu kuno membuktikan hal itu. Dalam sebuah lelang yang menarik perhatian, batu bersejarah dari era Romawi berhasil terjual dengan harga yang mencengangkan, mencapai lebih dari $5 juta atau sekitar Rp84 miliar.

Batu ini diyakini menampilkan tulisan “10 Perintah Allah,” yang memiliki makna mendalam bagi banyak umat beragama. Karya seni bersejarah ini tidak hanya menggambarkan era di mana ia dibuat, tetapi juga simbol dari nilai-nilai yang dipegang teguh oleh ribuan orang hingga saat ini.

Proses lelang yang berlangsung itu menunjukkan betapa tingginya minat terhadap artefak bersejarah. Menurut informasi yang diperoleh, batu tersebut berasal dari sekitar 1.500 tahun lalu, tepatnya dari periode akhir Romawi-Bizantium.

Dengan spesifikasi ukuran sekitar 0,6 meter dan berat 52 kilogram, batu ini tidak hanya menunjukkan seni pahatan yang luar biasa tetapi juga mengundang rasa ingin tahu akan sejarah yang pernah dilaluinya. Diketahui bahwa prasasti ini merupakan salah satu yang tertua dan terpenting yang pernah ditemukan dalam konteks sejarah keagamaan.

Proses Lelang yang Menarik Perhatian Publik

Pelelangan yang diadakan oleh Sotheby’s menarik banyak perhatian, baik dari kolektor maupun ahli sejarah. Pembeli yang berhasil mendapatkan batu tersebut memilih untuk menyimpan identitasnya rahasia, menambah aura misteri seputar artefak ini.

Rencana untuk mendonasikan batu itu ke suatu institusi di Israel menunjukkan komitmen untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya yang berharga ini. Langkah ini dianggap bijaksana, mengingat nilai tidak hanya dari aspek moneter tetapi juga dari segi spiritual dan sejarah.

Selama berabad-abad, artefak seperti ini sering kali terlupakan atau terabaikan dalam pencarian dan penggalian. Batu yang ditemukan pada tahun 1913 ini, contohnya, sempat dijadikan sebagai bahan paving pada suatu rumah selama lebih dari tiga dekade sebelum akhirnya disadari pentingnya.

Ketika prasasti ini akhirnya diakui, upaya untuk melestarikannya menjadi salah satu fokus utama banyak pihak. Pengakuan akan signifikansi sejarahnya membuat batu ini semakin berharga dengan bertambahnya waktu.

Makna di Balik “10 Perintah Allah”

“10 Perintah Allah” merupakan pedoman hidup yang sangat menghargai moralitas dan etika dalam kepercayaan Yahudi dan Kristen. Diterima sebagai wahyu Tuhan kepada Nabi Musa di Gunung Sinai, perintah ini memiliki peran kunci dalam pembentukan hukum agama.

Batu ini tidak hanya menjadi artefak sejarah, tetapi juga jembatan untuk memahami ajaran keagamaan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Tercatat dalam tulisan kuno dengan aksara Paleo-Ibrani, prasasti ini memiliki nilai linguistik yang tinggi.

Richard Austin, seorang ahli dari Sotheby’s, menekankan bahwa batu ini sebagai bagian dari warisan budaya yang membentuk peradaban barat. Ini menunjukkan bagaimana artefak seperti ini memiliki kekuatan untuk menyambungkan masa lalu dengan masa kini.

Menemukan artefak ini bukan hanya sekedar penemuan fisik, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang menghubungkan kita dengan kepercayaan dan budaya yang mendasarnya. Pembelajaran dari sejarah menjadi sarana untuk memahami perkembangan konsep moral di masyarakat.

Fakta Menarik tentang Penemuan Artefak Kuno

Pembelian dan pelestarian artefak sejarah sering kali melibatkan proses yang panjang dan rumit. Penemuan batu ini sendiri dilakukan ketika penggalian di jalur kereta api baru di wilayah utara yang kini menjadi bagian dari Israel.

Selama bertahun-tahun, artefak ini berada dalam pengabaian hingga akhirnya mendapatkan perhatian yang sepatutnya. Dalam konteks sejarah, fase penerimaan kembali artefak ini merupakan langkah penting untuk menegaskan nilai sejarah di mata generasi mendatang.

Signifikansi batu ini tidak terbatas pada nilai sejarahnya semata. Itu juga berkaitan dengan upaya internasional untuk melindungi dan merawat warisan budaya yang semakin rentan terhadap kerusakan dan pengabaian.

Ketika kita merenungkan penemuan batu kuno ini, kita diingatkan akan pentingnya menghargai sejarah dan makna di balik setiap artefak. Semua ini membawa pada diskusi yang lebih luas tentang identitas dan warisan dari peradaban yang telah dibangun selama ribuan tahun.

Pada akhirnya, batu yang menampilkan “10 Perintah Allah” bukan hanya sekadar artefak, melainkan juga gambaran dari perjalanan panjang manusia dalam menjalani nilai-nilai kehidupan yang luhur. Dengan mendonasikannya, pembeli menunjukkan bahwa warisan ini akan tetap hidup dan terjaga demi generasi mendatang.

Related posts