Sutradara Rako Prijanto telah memberikan arahan yang cukup spesifik kepada Adipati Dolken terkait peran yang akan dimainkannya. Permintaan tersebut melibatkan perubahan fisik, di mana Rako meminta Adipati untuk merapikan bentuk tubuh dan menambah massa otot agar lebih sesuai dengan karakter yang diharapkan.
Adipati Dolken, yang dikenal sebagai salah satu aktor muda berbakat, mengakui bahwa dia harus menyesuaikan diri demi memenuhi ekspektasi sutradara. Dia mengungkapkan, “Saat syuting, saya terbilang kurus banget, jadi saya harus melakukan sedikit perubahan.” Hal ini menunjukkan betapa seriusnya dia dalam mempersiapkan perannya.
Persiapan yang matang memang menjadi kunci untuk menghasilkan penampilan yang maksimal di layar. Bukan hanya fisik, tetapi juga pendekatan mental dan karakterisasi yang mendalam sangat diperlukan untuk memberikan warna pada setiap peran yang dimainkan.
Menggali Karakter Melalui Observasi dan Riset
Adipati Dolken tidak hanya berhenti pada aspek fisik, tetapi juga menggali karakter melalui observasi. Dia menyebutkan bahwa dia mengamati perilaku H.B. Naveen, salah satu pendiri dan pemimpin Falcon Pictures, sebagai referensi. Pengamatan ini dilakukan selama proses persiapan syuting, yang membantunya mengenali bagaimana seorang pemimpin berinteraksi dengan karyawan.
Dalam pengamatannya, Adipati mencatat bahwa H.B. Naveen memiliki cara yang unik dalam menjalin komunikasi. “Pak Naveen suka lewat dan ngobrol sama anak buahnya,” ungkapnya. Cara berbicara yang santai ini ternyata tidak kehilangan rasa hormat, meskipun dia tetap menunjukkan posisi sebagai pemimpin.
Aspek ini memberikan inspirasi bagi Adipati dalam menghidupkan karakternya. Dia berusaha menangkap nuansa dalam setiap interaksi, yang akan membentuk dinamika antara karakter yang diperankannya dan orang-orang di sekitarnya. Dengan cara ini, penonton dapat merasakan realitas karakter yang lebih mendalam.
Dinamikanya Bos dan Karyawan yang Menarik
Memperhatikan interaksi antara bos dan karyawan adalah langkah penting dalam memahami karakter seorang pemimpin. Adipati belajar bagaimana menjaga keseimbangan antara ketegasan dan kedekatan dalam berkomunikasi. “Detail cara ngobrolnya menjadi penting. Seorang bos harus bisa berbicara dengan respect,” ujarnya.
Interaksi yang terjalin itu mencerminkan kekuatan karakter yang ada. Adipati berupaya untuk menampilkan sisi karismatik dari karakternya, dan hal ini memerlukan bakat akting yang mumpuni. Pengamatan yang cermat dan pengetahuan tentang dinamika hubungan ini membantunya membangun karakter yang lebih realistis.
Menariknya, Adipati menemukan bahwa meskipun dia mencapai perubahan fisik, kesuksesan perannya terletak pada pemahaman karakter. Penonton akan merasakan transaksi emosional yang terjadi antara karakter dan orang-orang di sekitarnya, yang menciptakan alur cerita yang lebih menarik.
Pentingnya Persiapan Sebelum Syuting
Persiapan adalah elemen kunci yang tidak boleh diabaikan. Adipati Dolken menunjukkan bahwa pengamatannya terhadap H.B. Naveen bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari pendekatan yang berstrategi. Menurutnya, “Kita harus memahami karakter yang akan diperankan dari berbagai sudut pandang,” katanya.
Riset yang dilakukannya melibatkan tidak hanya pemahaman karakter tetapi juga memahami konteks yang lebih luas. Setiap detail, mulai dari gaya berbicara hingga bahasa tubuh, menjadi bagian penting dalam proses ini. Sebuah karakter akan terasa lebih hidup ketika akting didukung oleh pemahaman yang mendalam.
Lebih jauh, Adipati menambahkan bahwa penting bagi seorang aktor untuk membangun hubungan yang baik dengan seluruh tim. “Sinergi antar anggota tim sangat menentukan,” ujarnya. Ini menunjukkan bahwa sukses dalam peran tidak hanya ditentukan oleh satu individu saja, tetapi juga oleh kolaborasi yang baik di antara semua pihak yang terlibat.
