Pengamat olahraga Malaysia, Datuk Dr Pekan Ramli, memberikan pandangannya yang tajam tentang situasi yang dihadapi Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM). Ia menilai bahwa FAM saat ini berposisi seperti ‘pesuruh di kantor’, karena tidak langsung terlibat dalam pengelolaan tim nasional mereka.
Menurutnya, masalah ini harus menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak yang terlibat dalam pengaturan FAM, baik saat ini maupun untuk yang akan datang. FAM seharusnya mengambil kendali dan tanggung jawab penuh terhadap tim nasional, bukan menyerahkannya kepada pihak luar.
Dalam konteks ini, Pekan Ramli menekankan bahwa kesalahan yang terjadi pada tim nasional Malaysia mencerminkan masalah yang lebih besar dalam manajemen organisasi sepak bola tersebut. Ia berharap, ke depan, FAM dapat lebih mandiri dan tidak lagi berpangku tangan kepada pihak ketiga.
Pentingnya Pengelolaan Mandiri dalam Sepak Bola Malaysia
FAM dianggap harus mengambil pelajaran dari hukuman yang dijatuhkan oleh FIFA. Hukuman ini bukan hanya untuk tim, tetapi juga untuk keseluruhan pengurus yang mengelola sepak bola di Malaysia. Penting bagi mereka untuk memahami bahwa pengalaman pahit ini dapat membantu membangun sistem yang lebih baik ke depan.
Menurut Pekan, pengelolaan tim nasional harus dilakukan secara langsung oleh FAM dan bukan oleh entitas lain. Ini akan memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah demi kepentingan tim dan perkembangan sepak bola Malaysia, bukan sekadar memenuhi tuntutan pihak luar.
FAM, menurutnya, harus berkomitmen untuk memperbaiki kesalahan yang telah terjadi dan tidak sekadar mengandalkan pihak ketiga. Dengan pengelolaan yang baik, diharapkan tim nasional bisa berprestasi dan membanggakan bangsa.
Transparansi dalam Manajemen Sepak Bola Diperlukan
FAM perlu lebih transparan dalam segala proses pengambilan keputusan, terutama yang berkaitan dengan timnas. Kejelasan informasi akan mengurangi spekulasi dan meningkatkan kepercayaan dari para pendukung. Dalam hal ini, komunikasi yang efektif dengan media dan publik adalah kunci.
Pekan juga mengingatkan bahwa konferensi pers yang diadakan oleh FAM dan Badan Timnas Malaysia (Malaysia NT) tidak menjawab pertanyaan penting. Ini menunjukkan bahwa manajemen komunikasi masih perlu ditingkatkan agar lebih responsif terhadap kebutuhan informasi dari publik.
Banyak pendukung merasa kecewa dengan perkembangan tersebut, dan ini menjadi sinyal bagi FAM untuk lebih mendengarkan suara pendukungnya. Tanpa dukungan penuh dari masyarakat, sepak bola Malaysia tidak dapat berkembang dengan baik.
Akibat Denda dan Hukuman FIFA terhadap FAM dan Pemain
Pekan Ramli menyoroti bahwa FAM serta tujuh pemain yang terlibat dalam masalah pemalsuan dokumen telah menerima denda dari FIFA. Kejadian ini memberikan dampak negatif terhadap reputasi sepak bola Malaysia di kancah internasional. Ini juga menurunkan kepercayaan publik terhadap kemampuan FAM dalam mengelola tim nasional.
Hukuman ini diharapkan menjadi titik balik bagi FAM untuk melakukan evaluasi internal. Hal ini juga penting agar kesalahan serupa tidak terulang di masa depan. Mengelola tim dengan baik dan benar menjadi tanggung jawab semua pihak terkait.
Pekan menekankan bahwa FAM perlu bertindak tegas dalam menghadapi situasi ini, dan tidak hanya berdiam diri. Hal ini adalah momentum yang harus dimanfaatkan untuk memperbaiki dan meningkatkan performa tim nasional.