Menjaga kesehatan tulang merupakan hal yang penting untuk semua usia, terutama bagi anak-anak dan remaja. Perkembangan tulang yang baik bukan sekadar soal tinggi badan, tetapi juga melibatkan struktur, kekuatan, dan kepadatan tulang. Hal ini akan menentukan kualitas hidup di masa depan.
Kepala Divisi Endokrinologi Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Frida Soesanti, menggarisbawahi betapa pentingnya masa pertumbuhan anak hingga usia 20-30 tahun. Dalam fase ini, tulang membangun kepadatan maksimal atau yang dikenal sebagai “peak bone mass”. Setelah melewati fase ini, kepadatan tulang cenderung menurun.
“Proses pertumbuhan tulang tidak hanya meliputi panjang dan ketebalan, tetapi juga kepadatannya,” jelas dr. Frida pada seminar daring. Jika pertumbuhan tulang di masa anak dan remaja tidak optimal, risiko osteoporosis di usia dewasa akan meningkat.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi perkembangan tulang yang sehat meliputi nutrisi yang memadai, terutama kalsium dan vitamin D. Aktivitas fisik yang teratur dan keseimbangan hormon juga sangat berpengaruh. Penyakit kronis dapat menghambat pertumbuhan dan kesehatan tulang anak-anak.
Di zaman modern ini, banyak anak-anak yang menderita penyakit kronis yang dapat diobati, namun hal ini sering kali tidak diimbangi dengan perhatian terhadap kesehatan tulang mereka. “Kita perlu memastikan bahwa perawatan tidak hanya fokus pada penyakit utama, tetapi juga kesehatan tulang,” kata dr. Frida.
Memahami Pentingnya Kesehatan Tulang di Usia Anak
Pentingnya menjaga kesehatan tulang dimulai dari tahap awal pertumbuhan. Dr. Frida menjelaskan tiga jenis gangguan utama yang mempengaruhi perkembangan tulang pada anak. Rickets adalah kondisi di mana tulang menjadi lunak akibat kekurangan vitamin D dan kalsium, mengakibatkan deformasi tulang.
Osteoporosis pada anak dapat terjadi akibat penurunan kepadatan tulang yang disebabkan oleh faktor genetik atau penggunaan obat tertentu seperti steroid. Sementara dysplasia skeletal adalah kelainan bentuk tulang akibat gangguan dalam pertumbuhan tulang.
Kasus osteogenesis imperfecta, contohnya, merupakan gangguan bawaan yang menyebabkan tulang sangat rapuh dan mudah patah. Anak dengan kondisi ini bisa mengalami patah tulang tanpa sebab yang jelas, bahkan sejak dalam kandungan.
Anak-anak yang memiliki penyakit seperti asma, leukemia, dan penyakit ginjal berisiko tinggi mengalami osteoporosis sekunder, terutama jika mereka menggunakan steroid dalam jangka panjang. “Perhatian khusus perlu diberikan kepada anak-anak ini untuk memastikan kualitas hidup yang baik,” tegas dr. Frida.
Pentingnya Pencegahan dan Deteksi Dini Masalah Tulang
Dr. Frida menekankan bahwa deteksi dini sangat penting bagi anak-anak yang berisiko tinggi, khususnya mereka yang sering patah tulang tanpa alasan jelas. Pemeriksaan fisik dan intervensi yang tepat dapat mencegah masalah yang lebih serius di masa depan.
Intervensi seperti fisioterapi, suplementasi vitamin D dan kalsium, serta pengaturan aktivitas fisik dapat meningkatkan kondisi tulang. Beberapa pasien yang awalnya tidak bisa berjalan kini bisa kembali beraktivitas setelah menjalani terapi rutin.
“Salah satu pasien kami yang tidak bisa berdiri kini dapat kembali bersekolah setelah terapi,” ujarnya dengan optimis. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, banyak hal mungkin untuk diperbaiki.
Meskipun Indonesia dikenal dengan sinar mataharinya, kasus rickets yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D masih sering terjadi. Pola hidup anak yang lebih banyak di dalam ruangan dan kurang aktivitas luar ruangan menjadi penyebab utama masalah ini.
“Sebagian besar anak-anak tidak mendapatkan paparan vitamin D yang cukup meskipun tinggal di negara yang kaya sinar matahari. Kehidupan modern yang cenderung mengurung anak-anak di dalam rumah sangat berpengaruh,” pungkas dr. Frida.
Strategi Untuk Meningkatkan Kesehatan Tulang Anak
Pencegahan gangguan perkembangan tulang sebaiknya dimulai sejak dini. Pola makan yang seimbang, yang kaya akan kalsium dan vitamin D, sangat vital untuk mendukung pertumbuhan tulang yang sehat. Selain itu, paparan sinar matahari yang cukup juga berperan penting dalam sintesis vitamin D di dalam tubuh.
Spesialis kesehatan menyarankan agar anak-anak berolahraga secara teratur untuk membangun kekuatan tulang. Aktivitas fisik tidak hanya memperkuat otot tetapi juga membantu dalam meningkatkan kepadatan tulang. Berjalan, berlari, atau melakukan olahraga ringan lainnya sangat disarankan untuk anak-anak.
Keseimbangan antara asupan nutrisi, aktivitas fisik, dan deteksi masalah kesehatan sejak awal adalah kunci untuk meminimalkan risiko gangguan tulang di masa depan. Pengawasan rutin oleh tenaga medis juga penting agar semua masalah dapat segera ditangani.
Akhirnya, kesadaran orang tua tentang pentingnya kesehatan tulang harus ditingkatkan. Pendidikan mengenai pola makan bergizi dan aktivitas fisik harus menjadi bagian dari gaya hidup keluarga.
Sebagi langkah awal, orang tua dapat mengajak anak-anak untuk bermain di luar rumah, melakukan aktivitas yang menyenangkan, dan mengonsumsi makanan sehat yang kaya akan nutrisi penting bagi tulang.