Film horor yang diproduksi oleh Verona Films mengalami transformasi judul yang signifikan. Judul baru yang dipakai adalah Riba, yang sebelumnya dikenal dengan nama Getih Anak.
Proses produksi film ini merupakan hasil kerjasama antara produser Titin Suryani dan sutradara Adhe Dharmastriya. Cerita yang diangkat adalah dari kisah nyata yang ditulis dalam sebuah thread berjudul Getih Anak, yang mencuri perhatian di media sosial X, dengan jumlah pembaca sekitar 3,9 juta dan lebih dari 20 ribu likes.
Pergantian judul dilakukan karena pihak produksi merasa judul sebelumnya memberikan kesan horor yang terlalu eksplisit. Di sisi lain, cerita yang diangkat adalah tentang isu sosial yang lebih mendalam yang terjadi dalam masyarakat Indonesia.
Aspek Sosial dalam Film Riba yang Menjadi Sorotan
Riba menyingkap sisi gelap dari kehidupan sosial yang sering kali terabaikan. Film ini tidak hanya sekadar menghadirkan elemen horor, tetapi juga menggali tema yang lebih kompleks.
Isu-isu seperti rasa bersalah dan konsekuensi dari tindakan manusia menjadi fokus utama dalam alur cerita. Sejalan dengan itu, penonton diharapkan dapat merenungi nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.
Pihak produksi yakin bahwa penayangan film ini akan menggugah kesadaran penonton tentang akibat dari keputusan yang diambil dalam hidup. Setiap adegan dirancang untuk membangkitkan rasa empati serta kesadaran akan dosa dan karma.
Transformasi Kreatif dan Pendekatan yang Berbeda
Dalam pembuatan film Riba, ada pendekatan baru yang diambil untuk menggambarkan horor. Alih-alih mengandalkan jump scare, film ini berusaha menyentuh sisi emosi penonton.
Ketegangan tidak hanya muncul dari sosok hantu, tetapi juga dari cerita yang menggugah pikiran. Produser Titin Suryani berharap hal ini dapat memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi penonton.
Pendekatan seperti ini menempatkan film dalam kategori yang berbeda, menjadikannya lebih dari sekadar film horor biasa. Riba mendorong penonton untuk menggali lebih dalam tentang pilihan hidup yang mereka buat.
Dampak Emosional dalam Penyampaian Cerita
Penggambaran secara emosional dalam Riba menjadi salah satu kekuatannya. Penonton akan merasakan ketegangan yang mendalam dari setiap keputusan yang diambil oleh karakter.
Ditambah dengan sinematografi yang efektif, suasana horor berhasil dibangun dengan lebih realistis. Rasa takut yang hadir bukan hanya karena elemen supernatural, melainkan juga karena ketidakpastian dari konsekuensi tindakan.
Setiap karakter memiliki perjalanan unik yang mencerminkan tantangan emosional yang harus dihadapi. Hal ini menjadi pengingat bagi penonton bahwa setiap pilihan mempunyai resiko yang harus dihadapi, baik di dunia nyata maupun di layar lebar.