Baru-baru ini, Anggota Komisi VIII DPR RI, Atalia Praratya, melakukan kunjungan ke Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bandung, K.H. Ahmad Haedar. Pertemuan ini memiliki makna penting, terutama berkenaan dengan komitmen untuk mendukung pesantren dan perkembangan lembaga pendidikan keagamaan di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Atalia menekankan kebutuhan untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pesantren, terutama dalam hal pendanaan. Kegiatan ini dilakukan sehari setelah munculnya komentar publik yang mempertanyakan pengelolaan anggaran untuk fasilitas pesantren.
Atalia memberikan penegasan bahwa pesantren perlu mendapatkan akses yang lebih adil dalam dukungan anggaran, khususnya 20 persen dari alokasi pendidikan nasional. Hal ini bertujuan agar pesantren dapat berbenah dan beradaptasi dengan dinamika era modern.
Pentingnya Peran Pesantren Dalam Masyarakat
Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan agama, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Atalia menyatakan bahwa sudah saatnya untuk memberi dukungan nyata kepada pesantren sebagai benteng moral bangsa.
Dia menegaskan bahwa keberpihakan kepada pesantren mencakup lebih dari sekadar pendidikan, melainkan juga penguatan karakter, pemberdayaan ekonomi umat, dan pengembangan sumber daya manusia. Pesantren, menurutnya, adalah jantung dari peradaban Indonesia.
Atalia menambahkan bahwa dari pesantren lahir para ulama dan pemimpin yang memegang teguh moralitas publik. Dalam menghadapi modernisasi, ia berharap pesantren tetap mempertahankan nilai-nilai keislaman sambil berinovasi.
Tujuan Silaturahmi untuk Membangun Komunikasi
Siapa bilang pertemuan antara tokoh politik dan agama tidak penting? Atalia berharap terjalin komunikasi yang kuat antara wakil rakyat, ulama, dan masyarakat pesantren. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kebijakan pendidikan dan sosial.
Silaturahmi bukan hanya soal pertemuan, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan kolaborasi. Atalia yakin bahwa dengan menyatukan visi, akan tercipta Indonesia yang lebih berkarakter dan berkeadaban.
K.H. Ahmad Haedar menyambut baik pertemuan ini dan mengapresiasi perhatian yang diberikan Atalia. Ia mencatat bahwa Atalia bukanlah nama baru di kalangan pesantren, melainkan sudah memiliki hubungan yang baik selama bertahun-tahun.
Apresiasi Terhadap Komitmen Atalia.
Ahmad Haedar mengungkapkan bahwa Atalia memiliki keseriusan dalam mendukung pesantren sejak menjabat sebagai Wali Kota dan Gubernur. Ia menilai kepedulian Atalia terhadap pesantren sangat signifikan dan membawa dampak yang positif bagi masyarakat.
Belum lama ini, Atalia juga berhasil memperjuangkan pengukuhan KH. Abdul Chalim, pendiri Nahdlatul Ulama, sebagai pahlawan nasional. Ini merupakan bukti komitmennya terhadap dunia pesantren dan pengakuan akan peran penting kiai dalam masyarakat.
Menanggapi isu yang tengah hangat mengenai pernyataan Atalia soal pesantren, Ahmad Haedar mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh berita yang tidak akurat. Ia bisa menegaskan bahwa tabayun dan klarifikasi adalah langkah yang bijaksana dalam merespons informasi yang beredar.
Dengan semangat dan komitmen yang tinggi, Atalia Praratya berusaha untuk memperkuat posisi pesantren dalam sistem pendidikan nasional. Hal ini penting tidak hanya untuk keberlangsungan pesantren, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia secara keseluruhan.
Kendala dalam pendanaan dan dukungan dari pemerintah sering kali menjadi hambatan bagi pesantren untuk berkembang. Oleh karena itu, upaya untuk alokasi dana yang lebih besar sangatlah relevan dalam konteks ini.
Seiring dengan perkembangan zaman, perhatian terhadap pesantren memerlukan pendekatan yang lebih inklusif dan kolaboratif. Ini bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga menjadi kewajiban kolektif bagi semua pihak yang peduli terhadap pendidikan dan masyarakat.
Dengan tujuan dan visi yang jelas, Atalia bertekad untuk mengajak lebih banyak orang untuk memahami pentingnya keberadaan pesantren dalam konteks pendidikan dan masyarakat. Dengan dukungan dari semua lapisan, pesantren diharapkan bisa bertransformasi menjadi lembaga yang lebih adaptif dan progresif.