Siswa Keracunan, Sekolah di Cipongkor Diliburkan

Belum lama ini, sejumlah siswa di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, mengalami keracunan setelah mengonsumsi hidangan makanan bergizi gratis (MBG). Setelah insiden tersebut, beberapa sekolah yang terlibat terpaksa meliburkan para siswanya demi menjaga kesehatan dan keselamatan mereka.

Sekolah-sekolah yang terkena dampak di antaranya adalah RA Miftahul Falah, MTS Manarul Huda, dan SMK Karya Perjuangan. Tindakan peliburan ini diambil sesuai dengan instruksi Dinas Pendidikan setempat untuk menghindari risiko yang lebih besar.

Kepala Sekolah SMK Karya Perjuangan, Jafar, menyatakan bahwa total siswa yang terdaftar di sekolah itu, dari tingkat RA hingga SMK, mencapai 334 orang. Keputusan untuk meliburkan siswa diambil setelah beberapa siswa menunjukkan gejala keracunan yang mengkhawatirkan.

Detail Insiden Keracunan yang Mengguncang Sekolah

Insiden mengkhawatirkan ini terjadi pada Rabu (24/9) pukul 09.40 WIB. Ketika itu, para siswa menerima pasokan MBG dari dapur SPPG Neglasari yang berisi nasi, tahu goreng, ayam goreng, sambal, dan strawberry.

Setelah hidangan dibagikan, dua siswa pertama kali yang mengeluh mual dan berkeringat dingin. Jafar mencatat bahwa hal ini mendorongnya untuk segera melakukan koordinasi dengan pihak dapur guna mencari solusi.

Dalam waktu singkat, kedua siswa itu dievakuasi ke Posko Kantor Kecamatan Cipongkor. Sayangnya, setelah berada di posko, mereka mengalami kejang dan harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Tanggapan Sekolah dan Orang Tua Mengenai Kejadian

Kepala Sekolah Jafar mengungkapkan bahwa kejadian ini bukanlah yang pertama kali saat menerima pasokan MBG. Dalam sebulan terakhir, sekolahnya rutin mendapatkan makanan tersebut tanpa masalah berarti.

Namun kali ini, tekanan dari orang tua siswa mulai terasa. Banyak orang tua yang marah dan minta penjelasan. Jafar merasakan beban emosional yang cukup berat menghadapi situasi ini.

Ia pun mengungkapkan rasa kebingungannya, karena tidak mengetahui apa yang harus diucapkan kepada orang tua siswa yang kecewa dan khawatir terhadap keselamatan anak-anak mereka.

Panggilan untuk Evaluasi Keamanan Makanan di Sekolah

Jafar sangat berharap agar kejadian ini menjadi titik evaluasi bagi semua pihak yang terlibat, termasuk sekolah, orang tua, dan dinas pendidikan. Menurutnya, keselamatan anak-anak harus menjadi prioritas utama dalam penyediaan makanan di sekolah.

Ia mengusulkan agar dana untuk makanan tersebut bisa dialokasikan langsung ke siswa atau kepada orang tua, sehingga lebih transparan dan aman. Pendapat ini tentunya terbuka untuk diskusi bersama berbagai pihak.

Berdasarkan pengalamannya, Jafar yakin bahwa jika kejadian serupa terulang, anak-anak tidak akan mau mengonsumsi lagi hidangan yang sama di masa depan. Ini menyiratkan perlunya tindakan cepat dan tepat dalam menjaga kualitas makanan yang disajikan.

Related posts